Fire Fighting Floating Pump
Model: FTQ3.0/8.0
Engine: Honda GXV160
Maximum Power: 5.5HP
Working method: Four-stroke single-cylinder air-cooled (OHV)
Bore * stroke: 68 * 45 (mm)
Fuel: Gasoline
Fuel tank capacity: 1.9L
Air filter type: double
Carburetor type: horizontal butterfly valve type
Lubricating oil capacity: 0.65L
start method: Hand pull recoil
startignition method: Transistor Magnet Ignition (No Contacts)
Pump Type: ultra-light aluminum alloy single-stage centrifugal pump
Water inlet: diameter 2,5″ (65mm)
Outlet diameter: diameter 2,5″ (65mm)
performance: Maximum flow 54T/H
Outlet pressure: ≥ 0.3Mpa
Maximum head: 45M
Net weight: 26KG
Menerima pembelian satuan dan pembelian Grosir ( Wholesale ), Penawaran Harga Khusus
Silahkan hubungi kami Kings Safety Indonesia Sales admin
Kinerja sistem pemadam kebakaran tidak lepas dari peran pompa pemadam kebakaran yang sangat penting. Setiap jenis pompa pemadam kebakaran memiliki fungsi dan peran tersendiri. Lalu, apa saja jenis pompa hydrant dan fungsinya? Yuk, lihat penjelasannya!
Instalasi fire hydrant adalah sistem yang dipasang untuk menyediakan sumber air yang mudah diakses bagi petugas pemadam kebakaran dalam situasi darurat. Sistem ini akan menyediakan pasokan air yang cukup untuk memadamkan kebakaran secara efektif.
Fire hydrant system terdiri dari berbagai komponen yang bekerjasama untuk menyediakan perlindungan kebakaran secara cepat dan efektif. Nah, salah satu komponen fire hydrant paling penting adalah pompa pemadam kebakaran.
Fungsi pompa hydrant adalah untuk menghisap air dari sumbernya dan memompa air tersebut ke titik-titik api atau area yang terancam kebakaran.
Pompa pemadam kebakaran mampu menghasilkan tekanan air yang tinggi, sehingga memungkinkan air bisa diarahkan dengan kuat ke titik api. Tekanan air yang tinggi sangat penting untuk memadamkan api secara efektif karena bisa menambah jarak tempuh aliran air.
Alat ini dapat menghisap air dari berbagai sumber, seperti sungai, kolam, atau water tank hydrant. Pasokan air yang dipompa akan mengalir melalui pipa hydrant yang kemudian dihubungkan dengan hydrant pillar dan selang pemadam kebakaran.
Nah, pasokan air dari selang pemadam kebakaran inilah yang nantinya akan dialirkan ke titik kebakaran. Air yang diarahkan ke titik api akan membantu mendinginkan dan menghilangkan panas dari sumber api, sehingga api bisa padam dan tidak semakin meluas.
3 Jenis Pompa Pemadam Kebakaran dan Fungsinya
Ada beberapa jenis pompa pemadam kebakaran yang digunakan dalam instalasi fire hydrant. Setiap jenis pompa hydrant tersebut memiliki karakteristik dan aplikasi yang berbeda. Berikut adalah jenis pompa pemadam kebakaran dan fungsinya.
1. Pompa Pemadam Kebakaran Elektrik (Electric Pump)
Sesuai namanya, pompa pemadam kebakaran jenis elektrik menggunakan tenaga listrik sebagai sumber daya untuk menggerakkan pompa. Fungsi electric pump adalah menghasilkan aliran air yang kuat dengan tekanan yang cukup untuk memadamkan api.
Electric pump bekerja dengan menghisap dan memompa air untuk diarahkan ke titik kebakaran. Biasanya, jenis pompa pemadam kebakaran elektrik menjadi pompa utama pada instalasi hydrant karena bisa dioperasikan terus-menerus selama pasokan listrik tersedia.
Pompa pemadam kebakaran jenis ini cenderung lebih stabil dan konsisten dalam memberikan aliran air. Ini karena mesin listrik memiliki karakteristik yang lebih konsisten jika dibandingkan dengan mesin penggerak yang berbahan bakar, seperti mesin diesel atau bensin.
2. Pompa Pemadam Kebakaran Jockey (Jockey Pump)
Pompa jockey adalah jenis pompa pemadam kebakaran yang berfungsi untuk menjaga tekanan air tetap stabil pada tingkat yang diinginkan. Jockey pump akan terus memonitor dan mempertahankan tekanan air di dalam sistem pemadam kebakaran.
Jika tekanan pada sistem pemadam kebakaran naik melebihi batas aman, jockey pump dapat diaktifkan untuk mengurangi tekanan agar kembali ke tingkat yang diinginkan. Hal ini penting untuk mencegah kerusakan sistem, seperti kebocoran atau kerusakan komponen.
Beberapa jenis pompa pemadam kebakaran ini dilengkapi dengan sistem pemantauan telemetri. Sistem ini akan memberikan informasi real time tentang tekanan hydrant. Hal ini akan memudahkan pemantauan dan pemeliharaan semua jenis pompa pemadam kebakaran.
Baca juga:
3. Pompa Pemadam Kebakaran Diesel (Diesel Pump)
Jenis pompa pemadam kebakaran ini menggunakan mesin diesel sebagai sumber tenaga untuk menggerakan pompa. Fungsi utama dari pompa diesel adalah memberikan pasokan air dengan tekanan yang cukup dan aliran yang memadai untuk memadamkan kebakaran.
Pompa pemadam kebakaran jenis diesel sering digunakan dalam situasi dimana sumber daya listrik tidak tersedia atau terbatas, misalnya saat terjadi pemadaman listrik. Jadi, diesel pump akan menggantikan peran electric pump saat pasokan listrik tidak tersedia.
Mesin diesel bisa menghasilkan daya yang diperlukan untuk menggerakkan pompa. Hal ini akan memastikan bahwa pasokan air tetap tersedia, bahkan jika pasokan listrik terputus selama kebakaran.
Bagaimana Cara Kerja Pompa Hydrant Dalam Memadamkan Kebakaran?
Sistem pemadam kebakaran umumnya dilengkapi dengan detektor kebakaran, seperti detektor asap (smoke detector) atau detektor panas (heat detector). Sistem detektor kebakaran tersebut berfungsi untuk mendeteksi adanya tanda-tanda kebakaran.
Saat detektor mendeteksi tanda-tanda kebakaran, maka sistem alarm kebakaran akan diaktifkan. Ini bisa berupa alarm suara dan lampu yang memberikan peringatan bahaya kebakaran kepada seluruh penghuni bangunan.
Personel keamanan gedung atau petugas pemadam kebakaran bisa mengaktifkan semua jenis pompa pemadam kebakaran sesuai protokol yang ditetapkan. Setelah aktif, pompa pemadam kebakaran jenis elektrik akan langsung bekerja dengan menghisap air dari sumbernya.
Selang penghisap (hose suction) dihubungkan ke pompa dan bagian ujungnya dimasukkan ke dalam ground tank yang menampung sumber air. Jenis pompa pemadam kebakaran elektrik bekerja untuk meningkatkan tekanan air yang dihisap menjadi tekanan yang lebih tinggi.
Tekanan air perlu ditingkatkan untuk memberikan aliran air dengan kekuatan yang cukup. Dengan tekanan yang cukup, ini akan memastikan bahwa aliran air bisa diarahkan dengan kuat dan menjangkau titik api atau area yang terbakar.
Air yang sudah ditingkatkan tekanannya kemudian dialirkan ke selang pemadam kebakaran melalui sistem perpipaan hydrant dan katup pengeluaran. Selang pemadam kebakaran (fire hose) dipasang ke katup pengeluaran, seperti hydrant pillar dan hydrant valve.
Pada bagian ujung fire hose, dipasang nozzle hydrant yang berfungsi untuk mempermudah petugas Damkar dalam mengatur aliran air. Melalui nozzle, petugas pemadam kebakaran bisa mengatur besar kecilnya aliran air sesuai kebutuhan dan situasi kebakaran.
Setiap jenis pompa pemadam kebakaran akan tetap beroperasi untuk menyediakan air secara terus-menerus selama upaya pemadaman berlangsung. Selama proses pemadaman kebakaran berlangsung, pompa hydrant akan terus diawasi dan dikendalikan oleh petugas.
Petugas pemadam kebakaran bisa memantau dan mengendalikan tekanan air, aliran, serta kinerja pompa hydrant. Hal ini untuk memastikan bahwa upaya pemadaman kebakaran berlangsung dengan lancar dan efektif sampai api benar-benar padam.
Setelah kebakaran berhasil dikendalikan dan dipadamkan, pompa hydrant harus diperiksa dan dipelihara. Pemeriksaan pompa hydrant bertujuan untuk memastikan kondisinya baik, sehingga bisa digunakan kembali dan berfungsi dengan baik saat terjadi kondisi darurat.
Reviews
There are no reviews yet.